Sedikit berbagi cerita mengenai liburan kami di Bali tahun lalu, bisa dibilang liburan kali ini dengan budget minim tapi puas dan menyisakan kerinduan akan kembali lagi ke pulau ini. Pesan tiket pesawat, mobil dan hotel 3 bulan sebelumnya.
Day 1 :
Perjalanan hari 1 adalah nonton tari barong di Ubud, sebenarnya saya berharap bisa nonton bareng turis-turis tetapi ada daya seluruh pengunjung adalah wisatawan lokal yang masih duduk di SD-SMA.
sedikit bercerita, ada beberapa jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di
antaranya Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Gajah, Barong Asu
(anjing), Barong Brutuk, serta barong-barongan. Namun, di antara
jenis-jenis Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata
adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian
cukup lengkap.
Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang
biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang
dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan
antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya,
seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti),
serta para pengikut Rangda.
Setelah selesai menonton Tari Barong, perjalanan dilanjutkan menuju Pura Puseh di desa adat Batuan, Gianyar. Diperjalanan kami sempat mampir ke art & workshop perak di Desa Celuk, Gianyar.
Akhirnya kami tiba di Pura Puseh, semua pengunjung wajib mengenakan kamen (sejenis kain sarung), tidak perlu khawatir jika anda tidak membawa kamen, karena didepan pura ada tempat penyewaan kamen.
Tujuan selanjutnya adalah Pura Tirta Empul, terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten
Gianyar, Bali. Lokasinya tepat di sebelah Istana Presiden di Tampak
Siring yang dibangun oleh presiden Soekarno. Pura Tirta Empul
terkenal karena terdapat sumber air yang hingga kini dijadikan air suci
untuk melukat oleh masyarakat dari seluruh pelosok Bali, tak jarang wisatawan yang berkunjung pun tertarik untuk ikut melukat.
Pura Tirta Empul ini juga merupakan salah
satu situs peninggalan sejarah di Bali khususnya Gianyar. Oleh karena
itu pula, presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno mendirikan
sebuah Istana Presiden tepat di sebelah barat Pura Tirta Empul, Tampak
Siring. Para presiden Indonesia yang datang ke Bali biasanya
menyempatkan diri singgah ke Istana Presiden Tampak Siring tersebut.
Saat ini pura Tirta Empul dan lokasi tempat melukat tersebut merupakan
salah satu lokasi wisata unggulan di kabupaten Gianyar.
Konon terdapat sebuah cerita tentang seorang raja yang bernama
Mayadenawa, Mayadenawa sangat sakti tetapi jahat. Bhatara Indra pun
diutus dari langit untuk membunuh Mayadenawa. Mayadenawa kewalahan lalu
melarikan diri dengan berjalan sambil memiringkan telapak kakinya agar
tidak terdengar oleh Bhatara Indra. Dari sanalah kemudian muncul nama
sebuah desa Tampak Siring. Mayadenawa kemudian meracuni pasukan Bhatara
Indra dengan air yang sudah diracuni, Bhatara Indra lalu menancapkan
sebuah bendera ke tanah dan tersembur air yang dijadikan penangkal racun
Mayadenawa. Konon sumber air itulah yang kini disebut Tirta Empul.
Salah satu objek wisata di Kintamani adalah Gunung Batur yang
merupakan gunung tertinggi kedua di Bali setelah Gunung Agung. Alkisah
dalam Lontar Usana Bali, Gunung Batur dibuat oleh Batara Pasupati yang
memindahkan puncak Gunung Mahameru untuk dijadikan istana Dewi Danu,
dewi air, ke Bali. Gunung yang merupakan salah satu gunung berapi aktif
di Indonesia ini memiliki kaldera yang dianggap sebagai salah satu
kaldera terbesar dan terindah di dunia. Kaldera ini terbentuk setelah
dua letusan besar yang terjadi puluhan ribu tahun lalu.